Sabtu, 13 November 2010

Goresan Mereka




Berawal dari "hadiah" ulang tahun dari teman-teman yang jago gambar, gw jadi keranjingan untuk mengumpulkan gambar muka gw dari berbagai kalangan teman. Rata-rata mengenal mereka dari akun fiksimini, beberapa dari teman twitter murni. Sedikit memaksa-menjambak dan menabok ( 2 terakhir fiktif! :P ) akhirnya gw dapet berbagai macam ekspresi gambar dari temen-temen gw. Silahkan menikmati kelincahan tangan mereka :

1. Karya @acit_imut



2. Hasil karya @arco_kinzy




3. Hasil memaksa @nuelohnuel




4. Goresan @therendra



5. Spesial dari Uni @harigelita




6. Coretan lucu dari asakecil




7. Dua karya grafis ini hasil dari @herry_sis dan @Hijrahheiji





Keren-keren ya goresan mereka? hihihihi.. dan bagi siapapun yang membaca blog ini dan mengaku suka gambar gw memaksa kalian untuk membuatkan hal yang sama buat gw. Imbalannya? gw follow deeehhhh.... #ditoyormassa :D

Pesta Blogger Jogja 2010




Pada tanggal 8-9 Oktober kemarin di Jogja diadakan sebuah acara yang dikhususkan untuk para blogger dan onliner. Acara yang dibadrol Pesta Blogge Jogja 2010 ( PB Jogja ) ini salah satu rangkaian dari perhelatan nasional Pesta Blogger yang diadakan pada 30 Oktober.Tema yang diusung dalam PB kal ini adalah Merayakan Keragaman, dan bisa dipastikan banyak sekali komunitas onliner yang bergabung ( termasuk Fiksimini ) selain komunitas blogger itu sendiri.

Salah satu rangkaian acara yang diusung oleh PB ogja adalah rally selama 2 hari. Saya dan indra ( @b7ru ) mendapatkan kesempatan di hari pertama, sedangkan juris ( @juris_the_great ) dan Aiz ( @aizpangeran ) berkesempatan di hari kedua.

Hari pertama Rally PB dimulai dengan berwisata kuliner di Joglo Melati, sebuah restoran yang mengusung tema tradisional jawa, Jogjakarta khususnya sebagai andalan menu dan juga desainnya. Tempat yang nyaman dan makanan yang lezat dikombinasikan dengan harga yang terjangkau dipilih mereka untuk menjangkau pasar luas. Selepas makan siang, perjalanan dilanjutkan ke ndalem Yudonegaran. Kami berdua disana mengikuti kelas yang disediakan oleh panitia. Kelas itu adalah : Kelas menari Jawa dan belajar musik gamelan. Whatta great experiences!! :D Pelajaran yang bisa diambil dari kelas-kelas itu adalah : telaten, sabar dan ternyata membanggakan ketika kita bisa mengenal dan mempelajari budaya tradisional secara langsung. Dari nDalem Yudonegaran, perjalanan Rally PB pindah ke daerah Puro Pakualaman. Disana, kembali kami disuguhkan kelas tradisional : kelas memanah. Bukan dengan panah modern, disana kami belajar memanah dengan cara tradisional. Lagi-lagi pelajaran baru didapat! senangnya...

Menjelang petang, bus yang kami tumpagi harus kembali ke Gelanggang UGM dengan membawa banyak pegalaman, pelajaran dan juga teman-teman baru. rangkaian Rally PB hari pertama usain selanjutnya akan dilanjutkan esok hari. kal ini Juris dan Aiz yang beruntung mengikuti kelas fesyen di Centro, kelas barista di Kedai Kopi, ke desa wisata di daerah Bantul dan kelas bikin kaos.








Rangkaian PB Jogja 2010 ditutup dengan diadakannya gathering pada 9 Oktober di Purna Budaya. Semua komunitas blogger, juga onliner bergabung untuk merayakan keragaman. Berbeda itu indah, beragam itu kaya.




Sampai jumpa di Pesta Blogger 2011....!!! :D

Senin, 06 September 2010

Cerita dari Kamar Kita


Hari pertama, 20:12

Selepas kerja, kudapati dia sedang bercermin. Wajah sumringahnya mendadak berubah begitu melihatku.
“Kau tampak lain, sayang. Ada apa ? sakit ?”
“Ah, hanya perasaan Mas, saja”
“Hmmm.. wangi parfummu lain. Baru ?”
“ehh...i-iya. Emm,Mas, aku buatkan kopi panas dulu ya ?”

**

Hari keduabelas, 23:51

“Kau tahu, Beb. Aku merasakan hal aneh dari dia. Mungkin kau tahu ?”
Kau hanya tersenyum. Diam seperti biasa.
“Wangi parfumnya beda. Seperti wangi parfum laki-laki, tapi bukan punyaku.”
Kau masih diam.
“Tolong dong, Beb. Bicaralah apa saja yang membuatku tenang. Kau tahu kan, aku sayang kamu. Posisimu tetap aman, kok.
Masih membisu.
“Sudahlah. Tampaknya kau lelah. Istirahat saja, ya. Nite, Beb..”
Kukecup keningmu, kau tersenyum.

**

Hari keduapuluhsatu, 10:01

“Mau kemana sepagi ini? Bukankah kita mau makan diluar siang nanti?”
“Maaf, aku lupa mengabari. Teman kuliahku baru datang dari Korea. Aku harus menjemputnya.”
“Lalu, janji kita?”
“Kita tunda. Oke?”
Kau pun melaju. Berlalu buru-buru.

**

Hari keduapuluhsatu, 13:14

“Beb, dia pergi keluar dengan teman kuliahnya. maukah kau menggantikannya untuk makan siang bersamaku?”
Matamu menatapku teduh. Kulihat anggukan kecil.
“Yahh..walaupun kau tak ingin makan, setidaknya kau bisa menemaniku mengobrol”
Kugenggam tanganmu. Senyummu ragu. dan aku kembali merasakan kejanggalan disini. darimu, juga dia.

**
Hari keempatpuluhsatu, 18:07

Rumah sepi. baiklah, ini saat yang tepat untuk melaksanakan rencanaku. Kuambil sebotol wine dingin, kuteguk barang sekali. ku perlusedikit rasa tenang. Kuhela nafas panjang sebelum meraih sendok di depanku. Perlahan, kucongkel mata kiriku. Sejurus kemudian, kutempelkan di pinggir ranjang. Aku hanya ingin tahu, yang selama ini berkhianat itu istri atau Teddy Bear-ku.

PLAKK!!


PLAKK!!

Sebuah pukulan benda keras menghentikan langkahku. Tubuhku roboh seketika. Cairan kental keluar dari perutku yang terkoyak. Kuraba bagian atas tubuhku. Kurasakan kepalaku bergesar beberapa senti dari tempatnya semula. Gelap, sedikit terang, gelap lagi. Apakah ini rasanya sekarat ?

***

Malam itu, seperti malam-malam sebelumnya kuhabiskan dengan berkeliling halaman depan rumahku. Saat seperti ini sangat tepat untuk memantau Sisil, gadis manis yang tinggal di kontrakan seberang jalan. Biasanya, selepas isya’ ia akan mencari udara segar di teras. Sekedar menghindari pengapnya suasana di dalam rumah atau alasan lain, yang pasti aku merasa terhibur dengan melihat pemandangan dari jarakku ini. Tapi malam ini ada yang berbeda. Seorang pria tampan datang menemaninya di ruang tamu. Ah..dia lagi, umpatku. Pria yang baru lima kali kulihat ini, akhir-akhir ini rajin berkunjung.

Perlahan, kudekati mereka. Bak seorang mata-mata, kuperlahan langkahku. Berusaha tak sedikitpun menimbulkan suara. Kuamati, tangan pria itu meremas jemari Sisil. Kurang ajar! Berani-beraninya dia mendahuluiku. Tangannya perlahan merambat naik, berhenti sejenak di tengkuk kemudian mulai membelai rambut Sisil. Mereka bertatapan, lalu saling merapat. Bibir pria itu maju lima senti mendekati bibir Sisil. Tuhan, beri aku kekuatan. Aku tak kuasa melihat adegan selanjutnya.

Dadaku naik-turun, nafasku memburu. Harus kucegah! Aku tak mau Sisil tersakiti. Pria itu pasti hanya menginginkan tubuhnya saja. Hey, tunggu! Kupercepat langkahku mendekati mereka.
“Sisil, jangan lakukan itu! teriakku sambil membentangkan tangan berusaha melindunginya.

Tiba-tiba...

“Kyaaaaaaaa.....cacinnggggggg!!!” Sisil berteriak histeris. Bukannya melepaskan, tangannya semakin erat memeluk pinggang si pria. Selayaknya pangeran yang ingin menjadi pahlawan di depan puterinya, dengan sekuat tenaga pria itu melemparkan sandal ke arahku.

PLAKK!!!

Minggu, 05 September 2010

pilihan


Angin malam mengusik rambutku. Mengacak-acak layer hingga sedikit menutupi mukaku. tatapanku menerawang jauh menembus bangunan di depanku. Kopi yang kuaduk telah dingin. Kepulannya menguap mubazir bersama menit yang berlalu. Aku masih terpaku disini, di balkon sebuah apartemen mewah. Seorang laki-laki dewasa tertidur pulas di ranjang, tak terusik oleh keberadaanku. Terlalu lelah mungkin. Dengarkan dengkurannya yang beradius 2 meter, itu tanda ia sangat kelelahan atas aktivitasnya seharian ini. Mungkin juga 2 jam terakhir. Kutatap lagi laki-laki itu, apakah aku mencintainya ? Pertanyaan besar untuk diriku sendiri. Jawabannya, aku pun masih perlu bantuan orang lain untuk menemukannya. Yang kutahu, sejak mengenalnya aku tak pernah mengerti apa itu cinta. Definisi paling sederhana pun tak mampu kujelaskan. Sungguh sebuah kata yang kini menjadi asing bagiku. Kuhela nafas, kuseruput kopi dingin di tanganku. Mataku beralih ke laptop di pangkuanku. Ada sesuatu yang mengusik perasaanku.
Surat elektronik itu kubaca ulang. Ada perasaan bersalah ketika kulumat lagi kata demi kata yang tertulis. Tapi sudahlah. Aku sudah memilih untuk begini, Gus. Demi keluargaku, adik-adikku. Maafkan aku. Setidaknya kau tahu sekarang.

***

From : Bagus Reynaldi
To : Martha “M” Savitri


Dear you,
Aku hubungi ponselmu, tak ada yang aktif. Maka kuputuskan utuk mengirimu email saja.

Aku selalu mencintaimu, Martha. tetap akan selalu mencintaimu wlaupun teman-temanku terus membodohiku. Mereka bilang ini-itu tentangmu. terakhir bilang, kau punya pacar lain. Laki-laki lain ynag lebih menjaminmu dari segi materi, bisa memberimu apapun yang kau minta. Membelikanmu mimpi yang bahkan kau belum pernah sekalipun memimpikannya. Dan-ini mungkin penting-ia tak cacat sepertiku. Itukah inginmu ? Sejak kapan, M ?

Aku mengenalmu cukup lama. Hampir dua setengah tahun kita bersama dan sejauh itu aku tak pernah melihatmu ‘gila harta’ atau ‘gila fisik’. Kau wanita sederhana. KIni semuanya seolah-olah serba materi dan kepuasan mata bagimu. Aku yang tak pernah tahu, atau kamu yang selama ini berpura-pura ?

Mungkin kau telah berubah, M. Atau keadaan yang membuatmu berubah. Bisa juga aku yang terlalu bodoh untuk tahu kalau materi ternyata memang telah manjadi bagian dari cinta. Juga fisik yang sempurna. Oh, stupid me ! Lebih menyedihkan lagi karena selalu ada kata maaf untukmu. Aku bahkan masih menerimamu dan berusaha tak mau tahu apa yang sebenarnya terjadi. Selama ini aku selalu menganggap semua berita teman-temanku hanya omong kosong. Serangkaian becandaan mereka yang bukan untuk ditanggapi serius. Yah, setidaknya sebelum aku melihatnya sendiri. Kemarin lusa di La Piazza, aku melihatmu disana bersama laki-laki yang gambaran fisiknya mirip dengan dugaan beberapa temanku. M, benar kan itu kamu ?

Kalau benar pria itu bisa lebih membahagiakanmu, aku akan berusaha ikhlas. Tak perlulah kau menghindariku seperti ini. Cukup kita bicara, apa maumu. Selesai.

Sudahlah, M. Cinta dan idiot memang beda tipis. Tapi tak apalah. Akulah si idiot yang selalu ingin melihatmu bahagia, meski setiap jengkal kebahagiaanmu, berarti bertambah juga kadar idiotku.
***

Kuhela nafas. Air mata meleleh di pipi. Itukah yang disebut-sebut sebagai cinta ?

Sabtu, 04 September 2010

Aku dan Mela


Sore itu, seperti biasa kusempatkan menatap Mela sejenak. Kupandangi dari ujung rambut hingga kaki. cantik. Sepertinya ia memang telah mempersiapkan segala sesuatunya utk malam ini. Rambutnya sengaja diberi efek bergelombang, wajahnya diberi sapuan make up yg pas. Coba lihat gaunnya. Model empire yang anggun memeluk tubuh rampingnya. Seksi ! Kurang apalagi ? Tak habis pikir atas alasanpria-pria yang menolaknya dengan alasan murahan. Terlalu dibuat-buat. Cih !

Pernah suatu kali aku mendapatinya menangis. Mukanya merah memendan amarah bercampur malu, bahunya berguncang hebat. Kudekati, kuusap pundaknya sekedar memberikan ketenangan.
“Aku benci Andy ! Aku benci laki-laki sebelum dan setelahnya.. Aku benciiii !!” .Hanya kalimat itu yang terucap. Selanjutnya hanya tangis yang terdengar. Satu jam setelahnya, barulah dia bercerita. Katanya, Andy hanya memanfaatkan tubuh dan kecantikannya. Alasan yg sama yg pernah terlontar dari pria sebelumnya. Biadab kalian ! Wanita secantik, secerdas dan seanggun Mela tak pantas diperlakukan seperti itu. Dia layak mendapatkan lebih dari kalian, tunggu saja. Nafasku memburu mendengar ceritanya. Ada empati yg besar terhadapnya.

Kutatap lagi, kali ini dia menyadarinya. Senyumnya mengembang malu-malu ketika beradu pandang denganku. Ah, Mela.andaikan aku belum beristri, gumamku. Hah, apa-apain ini ? Nana, istriku tak kalah cantik. Dan ini bukan saatnya membandingkan. Aku hanya ingin menikmati pemandangan indah di depanku. Itu saja.

“Abang, sudah lama disitu ngliatin Mela ?” tanyanya manja. Pipinya merah, seperti bibirnya. Kujawab dengan anggukan kecil.
“Mau kemana, Mel ? Cantik banget..”
“Cuma makan malam kok, Bang”
“Sama pacar ?”
“.........”
Pertanyaan terakhir tak kau jawab. Hanya senyum getir yang kau tunjukkan.

Aku mengenal Mela sejak lama, ketika ia masih seorang gadis kecil. Dan setahuku, nyaris tak ada yang berubah darinya kecuali wajahnya yang semakin ayu. Tingkahnya masih malu-malu dengan mada suara yg lembut, terlebih jika berbicara denganku. Matanya melirik sekeliling sebelum menjawab pertanyaanku. Seperti takut kepergok orang lain. Seakan-akan obrolan kami tidak untuk diketahui orang lain. Entah kenapa. Tapi sekali lagi, itu tak jadi masalah buatku. Pernah suatu kali, ketika aku sedang menikmati CD Tiesto dari seorang kawan, kulihat dia juga ikut menikmatinya. Mula-mula hanya kepala, lalu tangan dan sejurus kemudian tubuhmu bergoyang mengikuti ritme yang dihasilkan dari round table itu. It was hot, Mel ! Kini, kalau kuputarkan lagu jazz apakah kau juga masih mau berdansa denganku ? Khayalanku mulai menjajah logika. Untung mulutku masih bersahabat dengan diam. Keadaan masih aman.

“Papaaaa.....................” Terdengar teriakan dari luar kamarku. Suara Egi, anakku membuyarkan khayalanku.
“Paa, ditunggyuin Mama di mobil tuh. Katanya mau makan malam di luar ? Ayo Paa, buruan..”

Kuhela nafas. Kurapikan bajuku, sekilas mataku kembali melirik cermin. Tersenyum pasrah pada Mela.

“Kita ketemu secepatnya, Mel..” lirihku.

Selasa, 10 Agustus 2010

a kid and his daydream ;)

I'm a dreamer, absolutely dreamer ...
Dis is story bot a kid n his dreams..


Dari kecil, entah kenapa anak itu terbiasa bermimpi. Bermimpi ke suatu tempat, bermimpi menjadi berguna, bermimpi bisa ini-bisa itu, bahkan bermimpi mempunyai banyak teman ! yeah, i mean it.. :(
Sifat pemalunya yg akut membuatnya lebih suka bercerita melalui bahasa gambar dan tulis, dibandingkan komunikasi verbal. Itu yg membuatnya menyulam mimpi, hingga saat ini..


Beberapa yg diimpikannya terwujud, bbrp masih dalam tahap. Dan bbrp lagi, .... masih sangat diusahakan berhasil.. :)



Salah satu mimpi dari banyak mimpi itu adalah : bisa membuat komik ! :)
Inilah impian seorang anak kecil yg tak punya banyak teman, dan sehari hari hanya berteman dengan buku gambar dan spidol.. :)



.. dan inilah coretan anak kecil itu, sila ditengok :


ini konsep awal



gambar Raka Jatim dan Kakang Malang



ini sampul buku yg digambar sendiri :D


komik utk Hari Persahabatan dgn Nicko :)


Komik buat Hijrah :)



Komik buat Nofiq :D



i'am Gejeman :D




....
dan impian anak kecil itu masih terus berlanjut hingga kini..

.. diceritakan kembali oleh Mumu :) si anak kecil itu

Minggu, 08 Agustus 2010

Jangan Bangunkan Aku !!

Aku rindu Mimpi




Aku rindu bermimpi Mimpi..
Seringkali ia tak mengunjungi lelapku,
Beberapa kali tak kuijinkan ia hadir menjengukku,



Aku kecanduan Mimpi,
Bahkan ketika terjaga, inginku segera terlelap
Tiket kebahagiaan itu hanya datang ketika ku memejamkan mata



Aku memimpikan Mimpi
Mengharapkannya kembali
Menggenggam asa bersama
Erat




Aku menginginkan Mimpi
hanya jika nyatamu tak akan bisa kumiliki

>

Kamis, 05 Agustus 2010

Nek Ipah



Ada ritual kecil yang aku lakukan sejak 2 tahun terakhir. Selepas maghrib, selesai mengaji di surau dekat rumah, aku akan mengunjungi rumah Nenek Ipah. Seorang nenek renta yg pandai mendongeng, membuat teh dan mempunyai senyum hangat. Aku merasa nyaman dengan Nenek Ipah meskipun teman-temanku tak pernah mau kuajak bergabung. Ada saja alasan mereka. Terlalu malam, takut gelap, takut diomelin Mama dan lainnya. Ya sudahlah.



Seperti malam itu. Begitu selesai mengaji, agak terburu-buru aku meloncat keluar surah dan bergegas pergi.

"Ratih, ayo pulang..." seru Lala, temanku.

"Aku ke tempat Nek Ipah dulu, mampir bentar. Kalian mau gabung ??"

"Umm.. m-maaf. aku ada PR besok.

"Baiklah....hati-hati kalian"



Punggung temanku beranjak menjauh, aku segera memutar arah menuju jalan lain. Sunyi. hanya terdengar suara jangkrik dan sendau gurau pemuda kampung di Warung Kopi nun di ujung sana. Tak apalah, toh aku juga bawa Al-Qur'an, batinku menenangkan. Tak kupungkiri, akupun agak takut lewat jalan ini tapi keinginanku bertemu Nenek Ipah melebihi rasa takut itu sendiri.


Ah ! Seratus meter lagi, aku akan sampai di rumahnya. Langkah kupercepat, senyumku makin mengembang. Tas kecil berisi mukena, Al-Qur'an dan sebuah buku cerita bekas kudekap di dadaku. Tak sabar rasanya mendengarkan Nek Ipah membacakan buku cerita ini, batinku.


Tok..tok..tok..


"Siapa. ..?" suara renta itu terdengar dari balik pintu.

"Ratih, Nek.."


Pintu terbuka diiringi senyumnya yg mengembang. Gaun tidurnya yg klasik itu menyapu lantai. Ekor gaunnya melayang tertiup angin.


"Masuk, nduk. kamu sendirian ?"

"Seperti biasa, Nek. Teman-teman masih belum mau gabung. Mereka takut lewat jalan tadi. Angker katanya.."

"ohh.. Mau teh, nduk ?"

Aku mengangguk senang.

"kamu ndak takut, nduk ?"

"Ndak takut, Nek. kan mau ketemu Nenek, mau didongengin. Ratih bawa buku baru lho.."



Nenek terkekeh, tangannya meraih buku lusuhku. Mendekatkan tubuhnya ke tempat dudkku. Huummm,, baunya khas. Bau orang tua. Campuran cengkih dan melati juga sedikit tercium darinya.



Dua belas lembar buku itu selesai sudah. ku tersenyum puas. Cerita di buku itu memang sudah pernah kudengar, tapi dari mumut Nek Ipah cerita itu lebih magis. Lebih bernyawa. Dan itu yang membuatku suka.



"Sudah malam, nduk. Ayo, Nenek antar kau pulang. Nanti ibumu nyari.."

"Nggih, Nek. Sampai depan pos ronja saja, biar nanti Ratih diantersama pak satpam. Nenek kan juga perlu istirahat.."

"Iya nduk.. Ayo.."


*****



Jadwal mengaji masih sehari lagi, itu artinya aku juga harus menunggu besok untuk bisa bertemu Nek Ipah. Ah ! Kenapa tidak hari ini saja jadwal mengaji itu ? Aku tak pernah dapat ijin selain pergi ke Surau. Ibu sering marah jika aku keluyuran malam-malam, apalagi lewat jalan Beringin. Itu julukan buat jalan menuju rumah Nek IPah, karena banyak ditumbuhi pohon beringin.


"Pokoknya ndak boleh, Ratih. Nurut ibu, tho. Nanti kalau kamu digondhol Wewe gimana ?"

"wewe itu apa, bu ?"

"Wewe itu.... Wewe itu ya dedemit. Suka nyulik anak yg nakal."


Ah, ibu memang suka mengada-ada. pasti itu trik untuk menakutiku. Alasan itu memang tak masuk akal bagiku. Buatku, aku hanya ingin mendengarkan Nek Ipah bercerita. Kehangatan semacam itulah yang aku inginkan. Aku rindu nenekku sendiri yg belum pernah kutemui. Lewat Nek Ipah, aku mendapatkan penggantinya.


*****


Siang itu-selepas sekolah, aku diajak Lisa, teman satu kelasku ke rumahnya. Kucingnya baru saja melahirkan. Aku diajaknya melihat.

"ayo, Ratih.. Kau pasti suka. Mereka lucu-lucuuu..." pamernya.

"Oke. tapi sebentar aja ya. Nanti sore ada jadwal mengaji soalnya.."

"Sip. Pokoknya, liat aja dulu. Oke.."



Rumah Lisa rupanya melewati jalan Beringin juga. Menghemat 10 menit, katanya. Kalau dihitung-hitung, jarak rumah Lisa dgn rumah Nek Ipah hanya 200 meter. Tak jauh. Ah, sebelum ke rumah Lisa, ak akan ajak dia ke rumah nek Ipah. Pasti dia senang bukan kepalang aku bisa mengajak temanku bermain ke rumahnya. Hal yg belum pernah aku lakukan. senyumku kembali mengembang membayangkan hal itu.


"Lis, sebelum ke rumahmu, boleh aku minta sesuatu ?"

Lisa mengangguk. "apa ?"

"Aku kenal seorang Nenek di daerah sini. Dia tingal di jalan ini. Rumagnya, di ujung itu. maukah kau menemaniku mampir sebentar ?"

"Oh ya ? ...dimana ?" Lisa tampak ragu-ragu.

"Disana. Tujuh menit lagi sampai.." Aku tak sabar mengenalkan Lisa ke Nenek Ipah.

"Kamu yakin nenek itu tinggal di daerah sini ?" wajah Lisa tampak aneh ketika bertanya.

"Iya. Aku sudah sering kesini, kok.."

"Ratih..." Lisa memegang pundakku seperti mengajakku berhenti. "Disini ndak ada rumah penduduk. Jalan ini jalan tembusan, hanya ada pohon beringin dan ladang.."
Aku berlari. mempercepat langkahku agar segera sampai di tujuan. Rumah Nek Ipah. Akan kutunjukkan kalau ruamh Nek Ipah memang di daerah sini. Tiba-tiba mataku terbelalak. Mulutku terbuka. Tempat yang seharusnya kukenali sebagai rumah Nek Ipah ternyata raib. ukan,bukan raib dalam artian hilang. tapi rumah yang kuyakini rumah itu ternyata hanya sebuah pohon beringin tua, dan sekarang hanya tinggal pangkalnya saja. Ditebang kemarin, kata Lisa. mataku nanar menjelajah sekeliling pangkal pohon beringin itu. Kucari petunjuk. tapi tak kutemukan. hanya dedaunan kering dan sesajen lengkap sebagai pertanda pohon ini 'ada apa-apa'.


"Ini yang kau maksud rumah nenek itu..? pelan Lisa bertanya.
Aku diam. Lututku bergetar. Bayangan dua tahun lalu ketika bertemu Nek Ipah berkelebat di otakku. Memori seperti disemburkan keluar. Berebut diingat. Senyuman hangat itu, dongeng itu, bau khas itu..


Tunggu.
Aku baru saja mencium bau itu lagi. Perpaduan cengkeh dan melati.
Begitu dekat.

.....


dan seketika bulu kudukku merenggang.




dari #fiksimini :
@pramoeaga : Sejak pohon beringin di ujung jalan itu ditebang, aku tak tahu harus kemana jika ingin mengunjungi nenek.

Selasa, 20 Juli 2010

Gathering Fiksimini Jogja

Berawal dari akun di Twitter bernama @fiksimini yg menyihir ribuan pecinta sastra, terbentuklah sebuah komunitas kecil-kecilan. Fiksiminier-begitu sapaannya, berusaha menjalin persaudaraan dengan mengumpulkan orang-orang kreatif itu dalam bentuk gathering. Digagas oleh para fiksiminier Bandung, tapi pada prakteknya, kami fiksiminier Jogja yg berkesempatan lebih dulu mengadakan gathering.

Tanggal 17 Juli 2010 jam 3 sore, di Own Cafe-daerah Sagan itulah gathering tersebut dilaksanakan untuk pertama kalinya.. Ini dia yg sempet datang di gathering Jogja :
@pramoeaga @asakecil @driveAnji @effendiharyo @juris_the_great @elnasinaga @angtekkhun @mikdad @ALDrahman @onyagrian @felixkriz @ekastri @rizkinasution @anginbiru



Bukan hanya dari Jogja aja, tapi yg berdomisili di liar kota, juga menyempatkan utk datang. Sebut aja @elnasinaga yg stay di Gresik, @rizkinasution yg juga sedang ada tugas di Pacitan, @asakecil langsung ke Own begitu mendarat di Jogja. fyi, dia stay di kalimantan, ada urusan di Jogja.. :) . dan tak kalah menariknya, mbak @ekastri berserta suami datang dari Semarang hanya utk sekedar ikut gathering. Thanks to all.. :)



Keberuntungan juga sedang berpihak pada kami. Setelah Anji Drive yg menyempatkan diri bergabung sebelum konser-berbagi cerita tentang fiksimini, tips, gosip, dan musik- mas @agus_noor selaku "bapak" nya Fiksimini juga menyempatkan datang, memberikan "kuliah sastra". Berikut catatan dari mas Agus :

1. Jgn pernah menyalahkan moderator kalau karya tidak di RT. Bocoran, moderator ternyata sering jadi sampah cacian.

2. Karya bagus »» Situasi marah. Tidak ada satu pun kata marah dalam karya tetapi pembaca tau ada amarah di situ.

3. Karya bagus »» tidak mudah dilupakan begitu saja, membekas dan terus membayang. Kesannya kuat.

4. Slma 4 jam ada 1000an karya yg masuk. Jk merasa karya Anda bagus jgn ragu posting 2x (Problem tekhnis moderator)

5. Moderator sering mengalami problem tehnis dan waktu. Jadi tidak di RT bukan berarti jelek.

6. Kebahagaiaan sejati seorang penulis adalah ketika ia berhasil menuliskan apa yg ingin ia tulis.

7. Kebanggaan mnjadi fiksiminier adlh ketika dia menulis apa yg ingin dia tulis. Bukan apa yg orang lain ingin baca.

8. Fiksimini sekali duduk adalah fiksimini yang dibaca --> tertawa --> lupa. Tidak berkesan.

9. Menulis hanya utk diRT, tdk akan membuat bahagia si penulis

10. Retweet hanya bonus!









Selama lebih kurang 4,5 jam banyak sekali pelajaran, khususnya pengetahuan tentang sastra yg didapat dari gathering fiksimini ini-disamping jalinan pertemanan baru. Ada satu hal lagi, kami tak hanya membawa ilmu tapi juga souvenir dari @angtekkhun : sebuah buku berjudul "Makan Tuh Cinta" .. Great ! :)



Bukan tanpa maksud Koh Khun memberikan buku itu. Seperti yg dikutip dari postingannya di Twitter utk saya :

@angtekkhun :Gift utk stiap peserta gatheringJogja kemaren bknlah tanpa maksd. Itu hsl karya komunitas blogger saat blog lg booming @pramoeaga dkk

@angtekkhun : Kini komunitas blogger tak trdengar grgetnya lg. Tp buku itu mjd sksi bisu. Apkh Twitter & (nulis) fikmin jg sbg tren sesaat? @pramoeaga dkk

Sebuah PR besar untuk kita, fiksiminier !!

Senin, 19 Juli 2010

Cinta Segitiga : Aku, Kamu dan Teh Kotak


Ini kisahku, Kamu dan Teh Kotak

Bisu, selalu begitu..
Kau raih sesuatu di kananmu, aku kira tanganku.
Serta merta kesambut, ternyata kau meraih Teh Kotakmu

Satu tegukan melegakan,
dan satu cibiran buatmu..
Heii,, aku disini !
Kenapa kau cumbu kotak berwarna coklat itu ?

Glek.. tegukan lainnya menyusul
Rona lega memancar di wajahmu, tidak buatku
Terpaku, aku menunggu giliran dicumbu

Glek..
Tegukan terakhirmu
Wajahku cerah seketika
Inikah saatnya ?
Kupejamkan mata, kukatupkan bibir rapat-rapat
1, 2, 3 ...


DASSSS !!!
glek, glek, sruppuutt..
Teh Kotak kedua berhasil kau teguk.

Rabu, 07 Juli 2010

PuisiKita #1

Selain akun @fiksimini, di Twitter aku juga follow @puisikita. Dari namanya jelas akun ini guna "menampung" pujangga2 ( entah itu picisan atau beneran :P ) utk mengekspresikan kata lewat puisi pendek.

Belum begitu banyak karya yg bisa di"pamerin" scr @puisikita tdk menerapkan tema / topik setiap harinya, melainkan me-retweet puisi yg diposting oleh follower mereka ( lewat seleksi tentunya ) FYI : setiap bikin #puisikita, langsung diRT loh.. *sombong* *dikeplak*

Puisi2 picisan itu aku dokumentasikan, silahkan baca yaa... :)


puisikita : RT @pramoeaga: mencintaimu tak perlu dengan sempurna // ..karena kamu yg akan menyempurnakannya


puisikita : RT @pramoeaga: sosokmu masih di kelopak mata, namun hatimu jauh disana. // kucoba rengkuh ragamu, namun hanya bayang yg terpeluk



puisikita : RT @pramoeaga: Pagi yg beku dan mentari yg malas // Tp sapaanmu sanggup menggantikan tugasnya utk hanggatkan pagi ini



puisikita : RT @pramoeaga: Pagi bermandikan peluh, pada siapa ku mengaduh.. // rindu di ujung malam, tak tertahankan ketika fajar


puisikita : RT @pramoeaga: #merindukanmu seperti ada rongga besar di dadaku. Kosong dan sunyi


puisikita : RT @pramoeaga: #merindukanmu seperti terkena hipnotis. Limbung dan kosong.

puisikita : RT @pramoeaga: Menghirup udara pagi, melepaskan kepenatan. Menciptakan kebahagiaan, bukan sekedar kepalsuan.. #PAGI


puisikita : RT @pramoeaga: Aku ingin melupakanmu. Tp setiap kali kubuang ingatanku, semakin kuat ia mengingatmu


puisikita : RT @pramoeaga: Melupakanmu seperti memaksaku untuk tidak bernafas. Sesak, pengap, berat lalu melemah.


*bersambung

DokFM #2

#dokumen @Fiksimini #2


fiksimini : RT @pramoeaga: Ini yg namanya cinta sehidup semati. Kami berciuman pertama kali tepat ketika truk pasir itu menhampiri. ( cium - 25 Mei 2010 )

fiksimini : RT @pramoeaga: Ingat kisah Putri Tidur siuman krn ciuman Pangeran Tampan ? itu gosip ! Putri bangun krn kaget Pangeran mencium pengawalnya! ( cium - 25 Mei 2010 )

fiksimini : RT @pramoeaga: Dorong-dorongan di konser musik itu membuahkan hasil. Kini, aku gak jomblo lagi. ( Dorong2an - 6 Juni 2010 )

fiksimini : RT @pramoeaga: Dorong-dorongan terjadi di wahana Rumah Hantu. Begitu keluar, aku baru sadar tadi cuma sendiri. ( Dorong2an - 6 Juni 2010 )

fiksimini : RT @pramoeaga: Didi mati kutu ketika ngapel ke rumah Ita, ternyata istrinyalah yg membukakan pintu. ( mati kutu - 9 Juni )


fiksimini : RT @pramoeaga: Ketika bibirku kejepit bibirmu, saat itulah aku yakin akan dapat tiket ke pintu surga kecilmu ( kejepit - 10 Juni )

fiksimini : RT @pramoeaga: Hasrat menciumnya bergejolak ketika melihat mantannya tersenyum. Krn beda dunia, terpaksa dia meminjam raga ayahnya ( bergejolak - 12 Juni )

fiksimini : RT @pramoeaga: Smp si detektif itu tewas terbunuh, kasus yg ditanganinya blm jg selesai. Di alam kubur, PRnya bertambah: mncari pembunuhnya ( detektif - 13 Juni )

fiksimini : RT @pramoeaga: Pasutri itu menekuni profesi yg sama : detektif. Tak heran kalau di rumah, mrk selalu saling curiga ( detektif - 13 Juni )

fiksimini : RT @pramoeaga: Namaku Tebo. Selama bertahun2 aku diyakini sbg anak Genderuwo. Padahal aku yakin aku anak Zombie. Mukaku bule soalnya.
( zombie - 14 Juni )

fiksimini : RT @pramoeaga: Tak asing bagiku apa itu Zombie. Aku sering kali melihatnya, tiap kali aku bercermin. ( zombie - 14 Juni )

fiksimini : RT @pramoeaga: Tiap kali Arjo muntah, satu persatu organ dalamnya keluar. Kmrn jantung, tadi limpa, barusan nyawanya yg keluar ( muntah - 16 Juni )

fiksimini : RT @pramoeaga: Kasihan ibu tiriku, dia dikucilkan dr Perkumpulan Ibu Tiri Nusantara hny gara2 dia tak kejam. Menyalahi karakter, kata mrk. ( ibu tiri - 21 juni )

fiksimini : RT @pramoeaga: Sial!! aku menculik detektif !! ( menculik - 22 juni )

fiksimini : RT @pramoeaga: Adi menculik bibirku. Terlalu berisik, katanya. ( menculik - 22 juni )

Senin, 24 Mei 2010

R.I.N.D.U


Aku merindumu..
Bahkan ketika kau masih disampingku
Memegang tanganku


Aku merindumu..
Bahkan ketika kau belum jauh
Dan punggungmu masih bisa kulihat


Aku benar-benar merindumu
Ketika ku tahu,
Waktuku semakin sempit bersamamu




Magelang, 26 Mei 2008 , 18 : 43

Minggu, 23 Mei 2010

Fiksimini : Mini yang Maksi

Di jejaring sosial Twitter, sekarang aku punya mainan baru. Sebuah akun yg menamakan dirinya @fiksimini. Dari namanya, kita bisa tau kalau akun tersebut memuat fiksi2 'berukuran' mini. Ukuran maksudnya adalah karena hanya dibatasi kurang dari 140 karakter aja.

Pertama kali tau @fiksimini dari temenku @dianaryanti , dia yg menyarankan untuk follow fiksimini. Beberapa kali bikin di awal, selalu gagal di retweet ( istilah lain adalah 'dimuat' atau dipilih oleh moderator @fiksimini ). makin penasaran, makin sering bikin. Tapi karena terikat dengan setumpuk kerjaan, kadang aku hanya berperan sebagai pembaca dan penikmat aja *sigh*

Dari bbrp fiksimini karanganku yang di RT, berikut daftarnya. Silahkan dibaca ... :)



fiksimini : RT @pramoeaga: Ranjang itu telah lama melajang setelah si empunya naik haji. Aku sudah tobat, katanya. ( ranjang - 2 April 2010 )

fiksimini : RT @pramoeaga: Dia menempelkan potongan bibirnya di ranjang. Berharap si Ranjang menyebutkan nama2 korban suaminya. ( ranjang - 2 April 2010 )

fiksimini RT @pramoeaga: Aku detektif yg bangkrut. Hari ini aku
akan ke pasar, jual mataku. Aku dengar ada yg butuh utk memata-matai
. ( pasar - 3 Mei 2010 )

fiksimini RT @pramoeaga: Artis baru itu membeli TV LCD bukan
karena gengsi. Katanya, "Minimal aku gak nampak cembung lagi.
" ( TV - 21 April 2010 )

fiksimini RT @pramoeaga: "Cintamu plastik !" isak Wanita.
"Sayangmu juga plastik" jawab si Pria. Dan 2 manekin itupun saling beradu punggung.
( plastik - 29 April 2010 )

fiksimini : RT @pramoeaga: "Bos, kaosnya kekecilan ya ?"
sekretarisnya mengomentari kaos bertuliskan "I'm Boss" // "Ini punya istriku"
( bos - 30 April 2010 )

fiksimini : RT @pramoeaga Edo berenkarnasi jd seekor ikan mas.
Tiba2 dia sadar, dia tak bisa berenang. Ia langsung tewas tenggelam
. ( tenggelam - 5 Mei 2010 )

fiksimini : RT @pramoeaga: Sjk pohon beringin di ujung jalan
ditebang, aku tak tau harus kmn jika ingin mengunjungi nenek.
( mengunjungi nenek - 13 Mei 2010 )

fiksimini : RT @pramoeaga: "Knp kemarin gak jd nembak aku ?" //
"RBT mu 'Jangan Memilih Aku' ..."
( jangan memilih aku - 15 Mei 2010 )

fiksimini : RT @pramoeaga: Pacarku bilang, "Aku sayang kamu.."
Aku senang, tp ternyata bukan buatku. Dia lagi menelpon. Sial!
( tapi bukan aku - 18 Mei 2010 )

fiksimini : RT @pramoeaga: Terobsesi UFO, Ani pasrah saja ketika
makhluk hijau itu menculiknya. Diyakini sbg alien ternyata Kolor Ijo.
( Luar angkasa - 19 Mei 2010 )

fiksimini: RT @pramoeaga: Dibutuhkan : Guru bahasa utk
mengajarkan pelajaran bahasa Indonesia dgn baik dan benar. Tertanda : Masyarakat Indonesia.
( Indonesia - 20 Mei 2010 )

fiksimini: RT @pramoeaga: "Katanya pulsanya habis ? kok masih
aja ngoceh di telpon ?" / "Pacarnya namanya Veronica. Kalo nelpon bebas biaya,katanya.."
( habis pulsa - 21 Mei 2010 )

fiksimini : RT @pramoeaga: Meskipun bukan dari Perancis, lidah
Ali ttp lihai berdansa.
( dansa - 22 Mei 2010 )

fiksimini : RT @pramoeaga: Terbiasa dicuekin keluarga, Kakek Adi
terbiasa berdoa, menabur bunga dan membersihkan makamnya sendiri.
( dicuekin - 23 Mei 2010 )

Sabtu, 22 Mei 2010

4bidden Love : Another Love Stories ( karena cinta tak pernah biasa )

( backsound : Broken Vow - Josh Groban )



Namanya Tika. Baru semester 2 di sebuah PTS di Samarinda.Anak tunggal, piatu pula. mamanya meninggal karena kanker setahun yg lalu. Papanya selalu sibuk, jarang ada di rumah. Satu-satunya temannya adalah Bi Inah, tp Tika lebih menganggap notebooknya sbg sahabat sekaligus hiburannya. Dunia maya, itu lebih tepatnya. Dunia yg dianggapnya lebih bersahabat daripada dunia nyata itu sendiri. Perhatian, rasa disayangi, tak merasa dihakimi, selalu membuatnya tertawa, dan mudah mencari teman adalah bbrp alasannya.


# Chapter 1


Selepas isya' adalah waktu rutinnya untuk berselancar "menyapa" teman-teman mayanya. Tujuan utama tentulah situs jejaring sosial. Dibukanya account milik Aryo-cowok yg 4 bulan ini 'dekat' dengannya. Dipandanginya foto Aryo. Lama. Cowok di foto itu tersenyum ganteng padanya-setidaknya itulah anggapan Tika. matanya turun melihat bagian info si pemilik account. masi tertulis "in a relationship with..." ..status yg tak diharapkannya. "kapan sih berubah jadi single ?? " gumamnya.

Pikirannya melesat jauh pada awal-awal perkenalannya dgn Aryo. Cowok itu selalu memberinya semangat untuk bangkit ketika dia merasa kesepian, selalu membuatnya tertawa ketika kangen mamanya, selalu memberikan nasehat kalau dia mulai "bandel" ... ahhh ! poor me, pikir Tika. Semudah itukah jatuh cinta ??



Foto Aryo masih tersenyum ganteng, kali ini dibalasnya senyum itu. Lirih, dia mengucap "aku jatuh cinta padamu, Aryo. Bahkan sekalipun kita tak pernah bertemu dan aku tak mengenalmu secara nyata " ...dihelanya nafas, "kalau cinta itu benar buta, seharusnya dia juga tak sebodoh ini ... "



***





# Chapter 2

( backsound : Thinking of You - Katy Perry )







Selembar kertas warna krem itu masih digenggamnya erat. matanya nanar kedepan, tak tahu harus bereaksi apa. Pikirannya campur aduk antara marah, kesal, kecewa, sedih dan bingung. Paduan rasa itu tercampur dengan sempurna dan dijejalkan di ulu hatinya dengan paksa. Pahit.



Bayu mengenal Marco sudah lumayan lama, sekitar 4 tahun yang lalu ketika sama-sama tergabung dalam sebuah WO. Mereka cepat akrab karena selain karena kakak Marco itu mantan abangnya Bayu, tapi juga karena mereka bnyak kesamaan. Musik, selera makanan, dan obrolan yg 'gak penting' bisa disulap jadi 'penting' bagi mereka. Hubungan pertemanannya juga dianggapnya sudah naik level dari sahabat jadi "saudara kembar tiri"-istilah Bayu untuk menyebut sahabat-sahabat dekatnya.



Dan hari ini, di hari pertunangannya dengan Laras-gadis yang dipacarinya 3 th terakhir ini, Marco memberinya kejutan yg sama sekali tidak lucu. Diingat-ingatnya lagi sikap aneh Marco akhir-akhir ini. Puncaknya, Marco menolak halus ketika dia memintanya menjadi bagian dari keluarga di pesta pertunangan ini. Acara keluarga mendadak jadi salah satu alasan yg diingatnya dari bbrp alasan lain. "Okey, salam buat keluarga ya, co .." cuma itu yg bisa terucap dari mulutnya kemarin.



Kertas itu dibukanya lagi, pelan. Berharap dengan membacanya ulang, dia akan menemukan rangkaian kata yg beda dari 5 menit lalu.Tapi ternyata deretan kata itu masih tetap sama. Dengan kekuatan yg besar ketika menulisnya. Dibacanya lagi...



...salahkah jika aku mencintai sahabatku sendiri ??





***





# Chapter 3

( backsound : Me and Mrs Jones-Michael Buble )





Kalau ada yg disalahkan, pastilah Nindy sepupunya. Tapi tak bisa semudah itu menyalahkan orang lain atas keadaan yg menimpa kita.



Petra mengenal Laste 5 bulan lalu. Nindy yang mengajaknya ke Blazz-cafe favorid mereka, ketika Petra janjian dengan sepupunya itu untuk membahas bisnis online merekai. Obrolan bisnis itu akhirnya terpecah konsentrasinya karena kehadiran wanita cantik itu. Menyenangkan sekali ternyata mengobrol dengannya... Haha, bukankah itu langkah awal, bung ? Bisa jadi .. :)



Pertemuan selanjutnya tetap saja di cafe itu. Biasanya sore hari.. Kegiatan yg selalu di"agendakan" secara paksa di sela-sela jadwal ini-itu mereka.



Begitu cepatnya keakraban itu terjadi, sayangnya berbanding terbalik dengan minimnya pengetahuan tentang si bidadari. Yang dia tahu adalah : Aku Jatuh Cinta. That's it. Baru setelah pertemuan ke-5, semuanya menjadi begitu jelas.



"Aku sudah bersuami, Petra. Maafkan aku .." , Laste menghindari bibirku ketika hendak dicium. "Kita tak seharusnya melakukan itu "

"Tapi... kenapa baru sekarang kamu bilang ?" ,rintih Petra.

"Aku nyaman denganmu,Petra. Tapi aku juga tak bisa meninggalkannya. aku punya kewajiban untuk tetap bertahan.."

"Hanya kewajiban ?? bukan rasa sayang ? " cecar Petra.

Laste diam.. Suasana beku. kaku.

"Tak bisakah kita terus begini saja ?" pinta Laste pelan. "Temui aku tiap hari disini, sebisamu Petra. Pleaseee.."



Hening.



Keadaan menjadi begitu muram dan egois. Tak memberikannya sepatah katapun untuk melindungi hatinya yg telah menjadi serbuk. waktu seolah-olah berhenti disini. dan dari kejauhan, sayup-sayup terdengar suara Buble bersenandung merdu..



"...me and Mrs. Jones, we got a thing going on.

we both know that's its wrong

but its much too strong to let it go now ..."



Miris.



***





# Chapter 4

( backsound : Bizarre Love Triangle - frente ! )





Surat elektronik itu kubaca ulang. Ada perasaan bersalah ketika membacanya. Tapi aku sudah memilih untuk begini, gus .. Maafkan aku. Setidaknya kau tahu sekarang.



from : gusbagus@yahoo.com

subject : martha





Aku selalu mencintaimu, tetap mencintaimu walaupun teman-temanku terus membodohiku. Mereka bilang, kamu punya laki-laki lain. laki-laki yg lebih menjaminmu dari segi materi, bisa memberimu apapun yg kamu minta. Dan setidaknya, tidak cacat sepertiku. Itukan inginmu ? Sejak kapan ?



Aku mengenalmu sudah lama. Dan selama itu pula aku tak pernah melihatmu 'gila harta' atau 'gila fisik' .. Aku yang tak tahu, atau kamu yang selama ini berpura-pura ??



Mungkin kamu memang telah berubah, atau aku saja yang terlalu bodoh untuk tahu kalau materi ternyata memang telah menjadi bagian dari cinta. Stupid me ! Lebih menyedihkan lagi karena selalu ada saja maaf untukmu. Aku bahkan tetap mererimamu dan berusaha tak tahu apa yang sebenarnya terjadi.



Selama ini aku anggap smua berita teman-temanku hanya omongan konyol mereka saja. Yah, setidaknya sebelum aku melihatnya sendiri.. Kmrn lusa di La Piazza. Ternyata...ah !



Cinta dan idiot memang beda tipis. Tapi tak apalah. akulah si Idiot yng selalu ingin melihatmu bahagia meski setiap jengkal kebahagianmu itu berarti bertambahnya kadar idiotku.





***

Cinta 10 Tahun


Namaku Wening. Aku tinggal di rumah keluarga Handoyo sudah cukup lama. Seingatku sudah lebih dari 10 tahun. Dan selama itu pula, ada banyak cerita yang aku terjadi, dan aku menyaksikan semuanya. Pertengkaran, romansa, kelahiran anggota keluarga baru, kematian, atau hal-hal sepele seperti bertambahnya koleksi kucing Persia mereka. Termasuk, aku melihat sendiri perkembangan dari keluarga itu. Dari semua anggota keluarga Handoyo, hanya Dino yang menarik perhatianku. Si bungsu itu telah menjelma menjadi lelaki tampan. Aku mengenalnya sejak dia masih berseragam putih biru,hingga kini dia telah berumur 22 tahun. Semakin matang, dan garis2 kelaki-lakiannya semakin tegas. Ah ! Sepertinya aku telah jatuh cinta padanya. Umm, sebenarnya aku tak tahu apa itu jatuh cinta. Tapi kata orang-orang, perasaan mengagumi ini salah satu tanda jatuh cinta. Benarkah ? ahhh,,pasti pipiku merona memikirkan hal itu. Tapi, kisah cinta memang tak selalu indah, bukan ? Dino tak tahu perasaanku ini. Atau dia sebenarnya tahu tapi hanya pura-pura tak tahu ? Aku kan selalu memandanginya tiap hari, apa dia tak merasa ? Juga mengawasi semua kegiatannya di rumah ini, selalu tersenyum ketika dia henak keluar rumah, dan menunggunya pulang selarut apapun. Kurang pekakah dia ?

Seperti keadaan sore itu...
Dino datang kerumah dengan seorang gadis.Mereka duduk di ruang tengah, tepat di depanku. Siapakah gadis itu ? umm... cantik. Terlihat modern jika dibandingkan aku. rambutnya bergelombang indah, gaunnya berwarna tosca dan sangat pas dengan tubuhnya yg ramping. Sedangkan aku ? memdadak aku mengamati diriku sendiri. Rambutku panjang lurus sepinggang, terlihat membosankan tanpa ada layer.Bajuku hanya terusan bunga-bunga yang kalau diamati lebih cocok dipakai wanita yang hidup di tahun 70-an. Kuno. Aku pernah dengar kalau model seperti ini dinamakan vintage. Tapi sepertinya Dino lebih tertarik dengan gadis bergaya modern ketimbang vintage.

Aku masih memandangi mereka. Menyaksikan pemandangan yang seharusnya tak kulihat. Dino mengatakan hal-hal yang membahagiakan sehingga gadis itu tertawa kecil, merona dan tertunduk malu. Tangan mereka erat tak terlepas, sesekali jemari Dino mengusap pipi gadis itu.. Ohh Tuhan, kuatkan aku. Dadaku tak pernah sesakit ini. Rasanya persendianku melunak dan aku bisa merasakan semuanya meleleh seperti lilin.

Dino memang tak pernah menganggap kebradaanku. Memandangiku saja tak pernah, apalagi menyapa. Rutinitasnya kalau pulang kerumah adalah langsung masuk dan naik ke lantai atas, ke kamarnya. Atau ke dapur kalau sedang lapar. Padahal, aku selalu berdiri disini, di dekat tangga. Menungguinya. Menyakitkan sekali, bukan ? ...dan itu terjadi selama ini. Sepuluh tahun.

Lamunanku mendadak dibuyarkan dengan kedatangan Bu Handoyo bersama 2 pria asing. Mereka membawa sesuatu berbentuk persegi panjang yang tertutup kain putih. Bu Handoyo memandangiku dari tempatnya berdiri' lalu berbicara pada salah satu dari pria itu. Aku tak tahu apa yng mereka bicarakan. Aku hanya tahu, 2 pria itu tiba-tiba meraihku, menggendongku dan membawaku dengan paksa. Aku meronta. Berteriak sekuat aku bisa. Menangis meski tak ada air mata lagi. Apapun aku lakukan untuk menghentikan perlakuan kasar mereka. Apapun. Termasuk, menjerit-jerit memanggil Dino yang masih asyik dengan gadisnya. Dino tolong akuuuuuuu... Tapi Dino tak bereaksi. Kurang kuatkah teriakanku ?

Pria-pria itu terus berjalan tanpa menghiraukan teriakanku. Mereka menuju sebuah ruang di belakang rumah. Apa itu ? oh, gudang ! Kenapa aku harus dibawa ke gudang ? Aku takut kalau harus di gudang. Pasti gelap dan pengap. Banyak tikus dan kecoa. Ahhh, Dino berbuatlah sesuatu. Apa sih salahku ? Apakah mencintai Dino, anak si pemilik rumah itu salah ? Tolong beritahu salahku, siapapun. Aku terus meronta dalam isakku. Sampai lemas tubuhku meronta dan kering kerongkonganku karena terus-menerus berteriak. Lelah. Aku pasrah diletakkan di sisi mesin jahit kuno, di dalam gudang.

"Tolong ditutup dengan kain itu, Mas. Lukisan itu peninggalan Ibu saya, jadi jangan sampai tambah rusak. Nanti, selesai beresin ini tolong lukisan yang baru itu dipasang di tempat yang sama ya." kata bu Handoyo seraya menunjuk kain putih untuk menutupiku.





Ah, Dino... meski hatiku hancur. Meski aku tak bisa memandangimu lagi, tapi aku tetap mencintaimu.

Kamis, 13 Mei 2010

orang baru

Sebenernya udah lama sekali aku pengen punya blog pribadi.. Pengen bisa menyalurkan tulusan. ide2 dan sebagainya. Tapi bagaimana bisa ?? membaca saja aku sulit .. -PLAKK !! *digampar blogger*


Duluuuu.. aku udah pernah bikin blog sebenarnya. Tapi karena satu dan lain hal ( mulai berasalam :D ) akhirnya entah kemana blogku itu,, hahahaa.. Pertanyaan besar yang akupun tak tau jawabannya. Ada yg bisa bantu ?? Silahkan kirim ke alamat berikut .................................. 

"mana alamatnya ? kok gak ditulis ?"

"emank belom ??"

"mana adaaaa.... !!!"

"oohh...rumahnya udah digusur..."


.... krik krik krik .....



Garing ya ?  :P 

tapi semoga tulisan2ku nanti gak garing yah... Bisa menghiburkah minimal.. OKe !! *wink*


Follow Me